Selamat Ulang Tahun IKAMI Sulsel: Setengah Abad yang kurang bersemangat

Logo IKAMI Sulsel. Source: ikamisulsel.or.id



Kita mungkin tak bisa merasakan suasana lima puluh tiga tahun yang lalu, di Ciloto. Ketika delapan organisasi otonom mahasiswa dan pelajar Sulawesi berkumpul. Kita mungkin hanya bisa membayangkan, dan mengira-ngira. Saya yakin tak begitu jauh berbeda dengan sekarang, atmosfer yang terjadi di ruang pertemuan itu. Bedanya, waktu itu, mereka sedang berpikir jauh ke depan, menembus cakrawala khayalan, dan berharap bahwa sebuah organisasi mahasiswa asal Sulawesi harus berdiri sebagai wadah belajar dan aktualisasi diri generasi muda Sulawesi.

Seiring berjalannya waktu, proses demi proses, wadah mahasiswa Sulawesi itu dimantapkan namanya menjadi IKAMI Sulsel, singkatan dari Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan. Tak terasa juga, yang awalnya hanya delapan cabang, sekarang mencapai 30-an cabang. Namun, harapan Founding Fathers bukan hanya cabang yang banyak, akan tetapi bagaimana organisasi ini diantar sampai pada cita-citanya. Sudah menjadi rahasia umum, 30-an cabang itu tidak semuanya aktif. Ya beda-beda problematika cabang-cabang. Ada yang sudah terkelola dengan demikian profesional, ada yang 'agak-agak mendekati,' dan ada pula yang hanya muncul di Munas.

Tepat hari ini, 53 Tahun usia IKAMI Sulsel. Bila diandaikan manusia, IKAMI Sulsel masuk dalam kategori tua, namun karena ini organisasi, tuanya umur bukanlah tanda-tanda kematian sebuah organisasi. Saya ingat kata teman saya, "matahari boleh terbenam, tapi semangat tidak boleh terbenam." Setidaknya, semangat kader dalam ber-IKAMI tak boleh terbenam.

Di Usia 53 Tahun ini, dengan mata telanjang dan pikiran telanjang, kita lalu bertanya, Bagaimana IKAMI Sulsel hari ini? Apakah sesuai dengan harapan Founding Fathers? Apakah sudah sesuai dengan harapan kita? dengan logika sederhana kita akan menjawab: BELUM. Mengapa? karena kita tak melihat sesuatu yang berarti dalam dua tahun, yang dilakukan Pengurus Besar. Bila bicara IKAMI Sulsel secara umum, kita akan menilainya dari Pengurus Besar, lalu kemudian menilai cabang-cabangnya. Yang anehnya lagi, beberapa cabang pernah mengatakan: "Tanpa PB, cabang kami tetap hidup." Sungguh Ironis!

Tapi tak apalah, pahit atau manis hari ini akan tetap menjadi sejarah. Generasi baru harus belajar sejarah, agar langkahnya lebih mantap dan lebih baik.

Lalu, masih adakah sedikit semangat dan harapan untuk berubah? Kecil atau besar peluang akan selalu ada.

Tapi, dimana para revolusioner yang kita tunggu-tunggu?
Ya, mereka dalam perjalanan.



Selamat Ulang Tahun IKAMI Sulsel, Setengah Abad Harus Lebih Bersemangat.
Palopo, 30 September 2014

Presidium Korwil IKAMI Sulsel Jawa Timur,
Rahmat Al Kafi

1 komentar: