Mencari Inspirasi dari Founding Fathers IKAMI Sulsel

Tahun 1961 adalah tahun yang sangat bergejolak di Indonesia. Di tahun itu, gerakan pengganyangan PKI begitu gencar-gencarnya. Di tahun itu, Presiden Soekarno mulai diragukan kepemimpinannya. Di tahun itu, mulai timbul isu-isu pengganyangan Malaysia. Di tahun itu, gerakan kaum terpelajar begitu massif memperjuangkan nasib rakyat yang terhimpit hidupnya karena melambungnya harga-harga kebutuhan pokok. Dan, pada tahun itu, di Ciloto, Jawa Barat, tepat pada tanggal 30 September 1961, lahirlah sebuah konfederasi yang perjalanannya kemudian berubah menjadi organisasi, yang sekarang bernama IKAMI Sulsel.

Di Ciloto, waktu itu, delapan organisasi mahasiswa/pelajar asal Sulawesi bertemu dan melakukan Musyawarah Besar (Mubes). Delapan organisasi otonom ini, antara lain: IPIS Malang, IPISS Yogyakarta, IPMSS Jakarta, IPIS Bogor, KPS Semarang, KPSS Surakarta, KPMS Surabaya, dan PPSS Bandung. Pada Mubes I, para delegasi sepakat untuk membentuk sebuah konfederasi yang bernama "Badan Mahasiswa/Pelajar Sulawesi Selatan Tenggara se Jawa" dan memilih Tajuddin Latief, B. Sc sebagai Sekretaris Jenderal. Hingga sekarang, sekitar 40an cabang telah berdiri. Meskipun ada yang kondisinya pasang surut.

Selanjutnya, perjalanan konfederasi untuk sepakat pada nama "IKAMI Sulsel" membutuhkan waktu yang panjang. Setelah pembentukan konfederasi, diadakan Mubes II tahun 1963 di Bandung. Pada waktu itu, disepakati perubahan bentuk konfederasi menjadi IKOMI Sulselra (Ikatan Kekeluargaan Organisasi Mahasiswa/Pelajar Sulawesi Selatan Tenggara). Selanjutnya, IKOMI Sulselra berubah menjadi IKAMI Sulawesi pada Mubes III tahun 1966 di Malang, Jawa Timur. Baru pada Mubes V di Ciawi, Bogor tahun 1970, nama IKAMI Sulsel resmi digunakan, yang kemudian dipertahankan hingga saat ini.

Bila mengamati awal-awal pembentukannya, yang bersamaan dengan situasi bergejolak di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa usaha para Founding Fathers IKAMI Sulsel menggabungkan diri menjadi sebuah wadah tunggal, agar gerakan kaum terpelajar asal Sulawesi dapat dilakukan dengan teratur dan terorganisir, dari tingkat pusat hingga daerah-daerah. Bentuk organisasi otonom sebelumnya sangat membatasi ruang gerak, karena hanya berada di daerah-daerah.

Gerakan kaum terpelajar adalah sebuah gerakan untuk memperjuangkan perubahan kondisi menjadi lebih baik. Kondisi masyarakat di tahun 1961, yang hidup begitu susah adalah sebuah sengatan yang memantik munculnya gerakan kaum terpelajar, untuk hadir membela rakyat, dan berusaha memperjuangkan rakyat keluar dari kesengsaraan.

Para Founding Fathers juga berharap agar generasi pelanjut asal Sulsel disiapkan menjadi kader-kader yang berkualitas, yang kelak mampu mengabdikan dirinya pada bangsa dan tanah air. Serta, tidak lupa untuk terus belajar memperbaiki diri sebelum melanjutkan tongkat kepemimpinan nasional.

Lalu, inspirasi apa lagi yang dapat kita peroleh?
Mari kita jawab bersama!

Sekedar renungan dari seorang yang prihatin:
Rahmat Al Kafi
Anggota IKAMI Sulsel Cabang Malang (sekarang presidium IKAMI Sulsel Korwil Jatim)



Logo IKAMI Sulsel

Tidak ada komentar