PSBM dan Komitmen Melahirkan Pengusaha Muda


Masyarakat Sulawesi Selatan boleh berbangga karena memiliki banyak pengusaha. Mungkin karena orang Sulsel punya semangat berjuang yang amat tinggi. 

Kata HM Jusuf Kalla (JK), “Kalau mau keras, kita kalah sama orang Batak, kalau mau bicara, kita kalah sama orang Padang, kalau mau lemah lembut, kita kalah sama orang Jawa. Satu hal yang diunggulkan, yang dimiliki oleh orang Bugis Makassar, yakni semangat.” Hal inilah yang melatarbelakangi banyaknya orang Sulsel yang menjadi pengusaha besar.

Yang patut lebih dibanggakan lagi adalah para pengusaha ini memiliki kegiatan rutin sebagai media berinteraksi dan ber-tudangsipulung. Kegiatan itu hampir dilangsungkan setiap tahun, namanya, Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM). 

Ketika mengenang PSBM yang digagas oleh Bapak HM Jusuf Kalla (JK) pada Tahun 1994, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Kadinda Sulawesi Selatan. PSBM diharapkan menjadi motor bangkitnya perekonomian di Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia.

Pernah JK mengatakan pada PSBM XII Tahun 2010, "ini adalah ajang untuk bertukar pandangan, pengalaman, melihat peluang, membangun kebersamaan dan mengajak pemuda melihat pengusaha sebagai cita-cita dan tujuan hidup. Melalui pertemuan ini kita ingin menimbulkan spirit dunia usaha dalam diri masyarakat itu sendiri karena dunia usaha tidak ada sekolahnya".

Pertemuan Saudagar Bugis Makassar yang ke 15 kembali digelar di Makassar. Acara ini berlangsung pada 26-28 Juli 2015 di Takalar dan Makassar. Kegiatan ini akan dihadiri ribuan saudagar Bugis Makassar dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara. PSBM kali ini mengangkat tema, “Peran Saudagar Bugis Makassar dalam Mengakselerasi Pembangunan Sulawesi Selatan Menyongsong ASEAN Economic Community 2015.”

Gengsi PSBM sebagai forum para pengusaha Sulsel tidak lepas dari anggapan negatif beberapa kalangan. 

Selama ini, PSBM dianggap hanya sebagai acara pamer prestasi para pengusaha. Belum ada langkah-langkah kongkrit yang ditelurkan oleh PSBM selama ini. 

Bisa dikatakan agak jauh dari cita-cita awalnya, yang dimana PSBM diharapkan menjadi lokomotif dalam memajukan perekonomian Sulsel, Indonesia Timur dan Indonesia. Dari tahun ke tahun PSBM hanya menghasilkan rekomendasi-rekomendasi.

Bila benar-benar ingin serius seperti cita-citanya, PSBM haruslah menghasilkan program-program strategis yang dapat memberi dampak langsung kepada perkembangan perekonomian masyarakat. Misalnya, mencetak dan membina pengusaha-pengusaha muda Sulsel. 

Selain itu, PSBM dapat menghasilkan kesepakatan untuk membuat Bank Perkreditan untuk menyalurkan modal usaha berbasis syariah untuk masyarakat yang ingin memulai dan melanjutkan usahanya. 

Sebagai opsi terakhir, PSBM harus memiliki peran dalam dunia Pendidikan. Setidaknya para pengusaha dapat mengumpulkan dana untuk memberikan beasiswa kepada anak muda Sulsel yang berprestasi.

Untuk memudahkan pelaksanaan program-program strategisnya Forum PSBM dapat menunjuk Badan Pekerja. 

Badan ini dapat diisi oleh kombinasi orang tua dan anak muda. Yang tua diwakili oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) dan yang muda diwakili oleh Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan (Ikami Sulsel). 

Badan Pekerja ini yang akan merealisasikan program-program strategis yang disepakati di PSBM. Dengan begini, setidaknya ada usaha untuk membumikan cita-cita mulia PSBM.

Menjadi penting untuk melahirkan dan membimbing pengusaha muda karena pengusaha baru amat penting untuk membangun kekuatan ekonomi dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN. 

Menurut Deputi Kementerian Koperasi dan UKM Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Agus Muharram, untuk membentuk ekonomi sebuah negara berkembang menjadi maju dibutuhkan jumlah pengusaha sukses minimal 2% dari total jumlah penduduk. 

 Saat ini, jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,26 persen pada tahun 2013. Bila PSBM serius mewujudkan cita-citanya maka PSBM dapat menjadi pelopor untuk menambah pengusaha-pengusah baru di Indonesia.

Membimbing pengusaha tidak hanya melalui pelatihan namun suntikan modal usaha adalah cara yang paling tepat. Karena sebenarnya, ide-ide bisnis sangat banyak berkeliaran di kepala anak-anak muda. Namun mereka tidak memiliki modal cukup untuk membangun dan membesarkan usahanya. Akhirnya mereka memilih menjadi karyawan swasta atau menjadi PNS. 

Wacana Bank Perkreditan sudah pernah diutarakan oleh Ketua Umum KKSS Bali, Zainal Tayeb, namun belum direspon positif oleh stakeholder PSBM hingga hari ini. Melahirkan Bank Perkreditan dapat menjadi solusi. 

Kita dapat belajar dari Pendiri Grameen Bank (Bangladesh), Prof. Muhammad Yunus. Ia berhasil mencetak pengusaha-pengusaha baru di Bangladesh dengan mendirikan Grameen Bank, sebuah Bank Perkreditan yang berbunga rendah. Bahkan angka pengembalian kreditnya mencapai 97% melebihi bank-bank konvensional.

Selanjutnya mari kita lihat, bagaimana PSBM merespon kegelisahan beberapa kalangan yang mulai memandang negatif PSBM. Di sini juga akan kita lihat, bagaimana peran KKSS dan IKAMI Sulsel dalam mendukung PSBM merealisasikan program strategisnya.

RAHMAT AL KAFI
Kandidat Ketua Umum Pengurus Besar IKAMI Sulsel


**
Tulisan ini dimuat juga di Koran Harian Fajar, Makassar. Edisi 28 Juli 2015 dengan Judul: PSBM dan Komitmen Melahirkan Pengusaha Muda.

Tidak ada komentar