Pasangan Mengagumkan, Rahim bin Lasupu dan Raudatul Jannah Musa
Sahabat? Beda-beda cara orang mendefinisikan sahabat. Namun bagi saya, sahabat adalah orang yang berani berbagi cerita. Sahabat adalah orang yang tidak ragu untuk tertawa bersama kita untuk hal-hal yang lucu, dan berani memarahi kita ketika kita keliru menjalani kehidupan.
Cerita bersama Rahim
Saya dan Rahim lebih dikenal sebagai lawan diskusi, kadang-kadang bahkan berujung debat. Tapi saya menganggap Rahim adalah teman berfikir. Karena kata Anies Baswedan, “Lawan debat adalah teman berfikir.” Mungkin wajar kami selalu berdebat. Maklum, Rahim lebih banyak belajar tentang hukum, sementara saya lebih banyak belajar soal politik. Tidak ada yang salah sebenarnya, namun diskusi yang berujung debat akan selalu menghasilkan pelajaran yang banyak. Bahkan lebih baik jika Rahim seperti itu. Saya berharap dia menjadi penegak hukum yang lurus, agar tidak mudah ditawar-tawar.
Saya mengenal dia pertama kali tahun 2009, ketika dia datang ke Sekretariat DIMPA membawa teman Pencinta Alam dari Makassar, namanya Andiz. Andiz adalah teman dekat dengan Anak IKAMI Malang, Helda Wulandari. Mereka ramai-ramai waktu itu, kalau tidak salah, ada Akmal, Adam, Hamka, dan Helda. Setelah itu, Tahun 2010 baru saya bertemu lagi.
Ketika saya diajak Rudi menjadi Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan (OKA) IKAMI Sulsel Cabang Malang. Saya banyak berinteraksi dengannya, karena dia juga salah satu fungsionaris IKAMI Malang, waktu itu. Kami banyak berinteraksi di Al-Kautsar 58. (Sekretariat kedua IKAMI Malang waktu itu.). Kami semakin akrab ketika dia mendukung saya menjadi Ketua IKAMI Sulsel Cabang Malang di periode berikutnya. Di antara anak IKAMI Malang waktu itu, saya lebih banyak sepaham dengan dia, maklum dia orang yang disiplin. Saya melihat kedisiplinan di IKAMI Malang waktu itu kurang baik. Akhirnya setelah terpilih, saya mengajak dia menjadi Sekretaris Umum. Alhamdulillah dia bersedia meskipun lewat loby yang panjang.
Kami menjalani pengurusan (Periode Kemesraan) dengan baik dan semangat yang membara. Saya sungguh senang, karena hal paling strategis dalam organisasi adalah administrasi. Rahim adalah seorang yang tertib administrasi. Itu sangat membantu. Baru sebulan jadi Pengurus, dia sudah memajang daftar proker dan time schedule-nya serta struktur Pengurus di dinding sekretariat. Ini mempermudah fungsionaris melihat program-program mereka. Dan tentunya merealisasikannya. Hal unik dari Rahim adalah, dia tidak merokok. Padahal hampir seluruh fungsionaris laki-laki waktu itu adalah perokok. Namun dia menawarkan peraturan dilarang merokok dalam sekretariat dan juga ketika rapat, kemudian disepakati oleh seluruh fungsionaris. Maka steril-lah Sekretariat dan rapat dari asap rokok.
Rahim adalah partner yang baik ketika kami mengadakan Sanggara untuk pertama kalinya. Sayangnya, saya tidak bisa bersama dia mengakhiri kepengurusan. Dia terpilih menjadi Ketua (Gubernur) BEM Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Maka demi efektifitas berorganisasi dia mengundurkan diri dari sekretaris, kemudian ia digantikan oleh seorang yang tidak kalah hebatnya dengan Rahim, dialah Asdar Auriga. Seorang yang sampai sakit karena menyiapkan surat-surat hingga tidak sadar tertidur di lantai, itulah Riga. Hingga saat ini Rahim selalu menjadi teman berfikir. Dia juga teman sekamar yang baik di Asrama Grha IKAMI Center Lt. 3, Jl. Talang 39, Menteng Jakarta Pusat. Dia juga yang menyelamatkan saya dari masa-masa survive ketika awal-awal di Jakarta.
Cerita bersama Oda
Membayangkan Raudatul Jannah (Oda) seperti membayangkan seorang kakak perempuan yang dapat mengayomi adik-adik perempuan IKAMI Sulsel. Seorang yang pemalu, tidak banyak bicara, dan lebih banyak bertindak. Seorang sangat senang dengan bakso. “Hati-hati Oda bakso bisa membuat lemak-lemakmu bergairah.” Dia adalah Ketua Bidang Urusan Peranan Perempuan (UPP) di Periode Kemesraan, ketika saya menjadi Ketua Umum IKAMI Malang. Seingat saya, dari seluruh Bidang yang ada hanya UPP yang merealisasikan seluruh programnya.
Oda adalah seorang yang sangat ulet mengemban tanggung jawab. Entah mengapa saya begitu senang melihat perempuan aktif berorganisasi. Itu adalah sebuah hal yang luar biasa apalagi di tengah kaum laki-laki yang cukup banyak. Apalagi hari ini IKAMI Malang dipimpin perempuan, Syarfina Juhaidah. Saya selalu merasa kagum dengan perempuan-perempuan yang aktif berorganisasi. Karena lebih sulit menggembleng kemampuan berorganisasi seorang perempuan yang lebih mengutamakan emosionalnya daripada lelaki yang mengutamakan rasionalitasnya. Maka tidak ada alasan untuk tidak kagum pada perempuan yang aktif berorganisasi seperti Oda.
Pasangan Raudatul Jannah dan Rahim bin Lasupu adalah pasangan yang dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Pasangan yang sama-sama alumni Pesantren Rahmatul Asri. Dua sejoli yang sangat alim. Pasangan pejuang yang berani mengarungi kerasnya Jakarta. Menjadi pasangan yang selalu mesra dengan batasan-batasan etis yang baik. Saya sungguh senang ketika memotret kalian berdua saat Oda pertama kali berangkat kerja sebagai HRD di Perusahaan daerah Kemang. Menaiki Motor tua yang berani melewati hadangan kemacetan di Jakarta. Pasangan yang begitu toleran. Saya banyak belajar dari kalian tentang bagaimana menjadi pasangan yang saling memahami.
Tak disangka dan tak diduga, kabar gembira datang. 18 Mei 2015 Pasangan yang saya kagumi ini akan segera menikah. Sebuah kesyukuran karena kalian lebih duluan memenuhi sunnah rasul. Semoga menjadi pasangan yang Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah. Dan, dikaruniai keturunan yang saleh dan salehah. Bila kalian diberi satu putra berilah nama Muhammad. Bila dua, berilah nama Ahmad. Dan, bila tiga, berilah nama Rahmat. Dan tidak harus Rahmat Al Kafi. Hehe….
Cerita bersama Rahim
Saya dan Rahim lebih dikenal sebagai lawan diskusi, kadang-kadang bahkan berujung debat. Tapi saya menganggap Rahim adalah teman berfikir. Karena kata Anies Baswedan, “Lawan debat adalah teman berfikir.” Mungkin wajar kami selalu berdebat. Maklum, Rahim lebih banyak belajar tentang hukum, sementara saya lebih banyak belajar soal politik. Tidak ada yang salah sebenarnya, namun diskusi yang berujung debat akan selalu menghasilkan pelajaran yang banyak. Bahkan lebih baik jika Rahim seperti itu. Saya berharap dia menjadi penegak hukum yang lurus, agar tidak mudah ditawar-tawar.
Saya mengenal dia pertama kali tahun 2009, ketika dia datang ke Sekretariat DIMPA membawa teman Pencinta Alam dari Makassar, namanya Andiz. Andiz adalah teman dekat dengan Anak IKAMI Malang, Helda Wulandari. Mereka ramai-ramai waktu itu, kalau tidak salah, ada Akmal, Adam, Hamka, dan Helda. Setelah itu, Tahun 2010 baru saya bertemu lagi.
Ketika saya diajak Rudi menjadi Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan (OKA) IKAMI Sulsel Cabang Malang. Saya banyak berinteraksi dengannya, karena dia juga salah satu fungsionaris IKAMI Malang, waktu itu. Kami banyak berinteraksi di Al-Kautsar 58. (Sekretariat kedua IKAMI Malang waktu itu.). Kami semakin akrab ketika dia mendukung saya menjadi Ketua IKAMI Sulsel Cabang Malang di periode berikutnya. Di antara anak IKAMI Malang waktu itu, saya lebih banyak sepaham dengan dia, maklum dia orang yang disiplin. Saya melihat kedisiplinan di IKAMI Malang waktu itu kurang baik. Akhirnya setelah terpilih, saya mengajak dia menjadi Sekretaris Umum. Alhamdulillah dia bersedia meskipun lewat loby yang panjang.
Kami menjalani pengurusan (Periode Kemesraan) dengan baik dan semangat yang membara. Saya sungguh senang, karena hal paling strategis dalam organisasi adalah administrasi. Rahim adalah seorang yang tertib administrasi. Itu sangat membantu. Baru sebulan jadi Pengurus, dia sudah memajang daftar proker dan time schedule-nya serta struktur Pengurus di dinding sekretariat. Ini mempermudah fungsionaris melihat program-program mereka. Dan tentunya merealisasikannya. Hal unik dari Rahim adalah, dia tidak merokok. Padahal hampir seluruh fungsionaris laki-laki waktu itu adalah perokok. Namun dia menawarkan peraturan dilarang merokok dalam sekretariat dan juga ketika rapat, kemudian disepakati oleh seluruh fungsionaris. Maka steril-lah Sekretariat dan rapat dari asap rokok.
Rahim adalah partner yang baik ketika kami mengadakan Sanggara untuk pertama kalinya. Sayangnya, saya tidak bisa bersama dia mengakhiri kepengurusan. Dia terpilih menjadi Ketua (Gubernur) BEM Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Maka demi efektifitas berorganisasi dia mengundurkan diri dari sekretaris, kemudian ia digantikan oleh seorang yang tidak kalah hebatnya dengan Rahim, dialah Asdar Auriga. Seorang yang sampai sakit karena menyiapkan surat-surat hingga tidak sadar tertidur di lantai, itulah Riga. Hingga saat ini Rahim selalu menjadi teman berfikir. Dia juga teman sekamar yang baik di Asrama Grha IKAMI Center Lt. 3, Jl. Talang 39, Menteng Jakarta Pusat. Dia juga yang menyelamatkan saya dari masa-masa survive ketika awal-awal di Jakarta.
Cerita bersama Oda
Membayangkan Raudatul Jannah (Oda) seperti membayangkan seorang kakak perempuan yang dapat mengayomi adik-adik perempuan IKAMI Sulsel. Seorang yang pemalu, tidak banyak bicara, dan lebih banyak bertindak. Seorang sangat senang dengan bakso. “Hati-hati Oda bakso bisa membuat lemak-lemakmu bergairah.” Dia adalah Ketua Bidang Urusan Peranan Perempuan (UPP) di Periode Kemesraan, ketika saya menjadi Ketua Umum IKAMI Malang. Seingat saya, dari seluruh Bidang yang ada hanya UPP yang merealisasikan seluruh programnya.
Oda adalah seorang yang sangat ulet mengemban tanggung jawab. Entah mengapa saya begitu senang melihat perempuan aktif berorganisasi. Itu adalah sebuah hal yang luar biasa apalagi di tengah kaum laki-laki yang cukup banyak. Apalagi hari ini IKAMI Malang dipimpin perempuan, Syarfina Juhaidah. Saya selalu merasa kagum dengan perempuan-perempuan yang aktif berorganisasi. Karena lebih sulit menggembleng kemampuan berorganisasi seorang perempuan yang lebih mengutamakan emosionalnya daripada lelaki yang mengutamakan rasionalitasnya. Maka tidak ada alasan untuk tidak kagum pada perempuan yang aktif berorganisasi seperti Oda.
Pasangan Raudatul Jannah dan Rahim bin Lasupu adalah pasangan yang dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Pasangan yang sama-sama alumni Pesantren Rahmatul Asri. Dua sejoli yang sangat alim. Pasangan pejuang yang berani mengarungi kerasnya Jakarta. Menjadi pasangan yang selalu mesra dengan batasan-batasan etis yang baik. Saya sungguh senang ketika memotret kalian berdua saat Oda pertama kali berangkat kerja sebagai HRD di Perusahaan daerah Kemang. Menaiki Motor tua yang berani melewati hadangan kemacetan di Jakarta. Pasangan yang begitu toleran. Saya banyak belajar dari kalian tentang bagaimana menjadi pasangan yang saling memahami.
Rahim dan Oda ketika Penggalangan Dana IKAMI Sulsel Cabang Malang untuk Korban Puting Beliung di Sidrap 2012 |
Tidak ada komentar